Spread the love

Materi Pelajaran Informatika Kelas 8

Topik: Cerdas dan Berbudaya di Media Sosial dengan Semangat Ki Hajar Dewantara

Tujuan Pembelajaran:

  1. Siswa mampu mengidentifikasi dampak positif dan negatif dari media sosial.
  2. Siswa memahami konsep dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan.
  3. Siswa mampu mengaitkan dan menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam berinteraksi di media sosial secara bijak, etis, dan bertanggung jawab.
  4. Siswa dapat menjadi agen perubahan positif di lingkungan digitalnya.

Pendahuluan: Dunia di Genggamanmu

Halo para pelajar! Setiap hari kita tidak lepas dari gawai dan media sosial. Instagram, TikTok, YouTube, WhatsApp, dan platform lainnya seakan sudah menjadi bagian dari hidup kita. Media sosial itu seperti pisau bermata dua: bisa sangat bermanfaat jika digunakan dengan benar, tetapi bisa juga berbahaya jika kita tidak hati-hati.

Nah, kali ini kita akan belajar bagaimana menjadi pengguna media sosial yang cerdas, bukan hanya dari sisi teknis, tapi juga dari sisi karakter dan budaya. Kita akan meminjam kearifan dari Bapak Pendidikan Nasional kita, Ki Hajar Dewantara, untuk menjadi panduan kita di dunia digital.

Bagian 1: Mengenal Media Sosial (Pengingat)

Media sosial adalah platform digital yang memungkinkan penggunanya untuk membuat dan berbagi konten serta berpartisipasi dalam jejaring sosial.

Dampak PositifDampak Negatif
Komunikasi & Silaturahmi: Mudah terhubung dengan teman dan keluarga.Berita Bohong (Hoax): Penyebaran informasi palsu yang cepat.
Sumber Informasi & Belajar: Banyak ilmu dan tutorial bermanfaat.Perundungan Siber (Cyberbullying): Menyakiti orang lain lewat kata-kata.
Wadah Kreativitas: Tempat menunjukkan bakat (video, foto, tulisan).Kecanduan: Lupa waktu dan kewajiban belajar atau beribadah.
Membangun Komunitas: Terhubung dengan orang yang punya minat sama.Masalah Privasi: Data pribadi bisa disalahgunakan.
Kesadaran Sosial: Menggalang dana atau dukungan untuk isu sosial.Standar Hidup Palsu: Membandingkan diri dengan orang lain.

Melihat banyaknya dampak negatif, kita butuh sebuah “kompas” atau panduan agar tidak tersesat. Di sinilah pemikiran Ki Hajar Dewantara menjadi sangat relevan.

Bagian 2: Filosofi Ki Hajar Dewantara sebagai Kompas Digital

Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan harus “memerdekakan” manusia. Artinya, pendidikan harus membantu kita untuk tumbuh menjadi pribadi yang selamat dan bahagia (“selamet ragane, bahagia jiwane”), yang bisa mengendalikan diri dan tidak dikendalikan oleh keadaan.

Mari kita terapkan tiga semboyan terkenalnya di dunia media sosial:

1. Ing Ngarsa Sung Tuladha (Di Depan Memberi Teladan)

  • Artinya: Seorang pemimpin (dan setiap individu) harus bisa menjadi contoh yang baik bagi orang di sekitarnya.
  • Penerapan di Media Sosial:
  • Jadilah Teladan dalam Konten: Sebelum kamu mem-posting sesuatu, tanyakan pada dirimu: “Apakah konten ini baik? Apakah ini bermanfaat? Apakah ini akan menyakiti seseorang?” Jadilah orang yang membuat dan menyebarkan konten positif, kreatif, dan inspiratif.
  • Profilmu adalah Wajahmu: Anggaplah profil media sosialmu (foto profil, bio, dan semua postinganmu) adalah “wajah depan” dirimu di dunia digital. Tunjukkan citra diri yang baik dan bertanggung jawab.
  • Contoh: Daripada ikut-ikutan tren yang negatif, kamu memulai tantangan (challenge) positif seperti #TantanganBacaBuku atau #AksiBersihLingkungan.

2. Ing Madya Mangun Karsa (Di Tengah Membangun Semangat)

  • Artinya: Di tengah-tengah kesibukan, seseorang harus bisa membangkitkan semangat, niat, dan kemauan orang lain untuk berbuat baik.
  • Penerapan di Media Sosial:
  • Kolom Komentar yang Membangun: Gunakan kolom komentar untuk memberi semangat, bukan untuk menghujat. Jika temanmu mem-posting karyanya, berikan pujian yang tulus atau masukan yang membangun.
  • Membangun Komunitas Positif: Aktiflah di grup atau komunitas online yang positif. Ajak teman-temanmu untuk berdiskusi tentang hobi yang bermanfaat, mengerjakan tugas sekolah bersama, atau bahkan membuat proyek kolaborasi secara online.
  • Contoh: Ketika melihat temanmu di-bully di kolom komentar, kamu tidak ikut-ikutan, tetapi justru mengirim pesan pribadi (DM) untuk memberinya semangat, atau menulis komentar yang mengalihkan pembicaraan ke arah yang lebih positif.

3. Tut Wuri Handayani (Dari Belakang Memberi Dorongan)

  • Artinya: Dari belakang, seorang guru (atau teman) harus bisa memberikan dorongan moral dan semangat kerja.
  • Penerapan di Media Sosial:
  • Dukungan yang Tak Terlihat: “Like” adalah bentuk dorongan sederhana. “Share” atau “Bagikan” konten yang menurutmu bermanfaat adalah cara mendorong agar kebaikan itu menyebar lebih luas.
  • Menjadi Benteng Pertahanan: Jika kamu melihat ada hoax atau ujaran kebencian, kamu bisa “mendorong” platform untuk membersihkannya dengan menggunakan fitur Report (Laporkan). Ini adalah cara kita mendukung terciptanya lingkungan digital yang sehat dari “belakang layar”.
  • Mendukung Teman: Kamu tidak perlu selalu tampil di depan. Dengan mendukung karya teman-temanmu, membagikan informasi lowongan lomba, atau sekadar memberi reaksi positif, kamu sudah menerapkan semangat Tut Wuri Handayani.

Bagian 3: Menyeimbangkan Cipta, Rasa, dan Karsa di Media Sosial

Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya keseimbangan antara Cipta (Pikiran/Logika), Rasa (Perasaan/Empati), dan Karsa (Kemauan/Tindakan).

  • Gunakan Cipta (Pikiran):
  • THINK before you post! (Is it True, Helpful, Inspiring, Necessary, Kind?)
  • Lakukan verifikasi atau cek fakta sebelum membagikan sebuah berita. Jangan mudah percaya judul yang provokatif.
  • Gunakan Rasa (Perasaan):
  • Pikirkan bagaimana perasaan orang lain jika membaca postingan atau komentarmu. Latihlah empati digitalmu.
  • Hargai privasi orang lain. Jangan mem-posting foto atau informasi tentang temanmu tanpa izin mereka.
  • Gunakan Karsa (Tindakan):
  • Wujudkan kemauanmu untuk bertindak positif. Tekan tombol “share” untuk informasi beasiswa, bukan untuk gosip. Tekan tombol “report” untuk konten perundungan.
  • Batasi waktu bermain media sosial (self-control). Kemauanmu harus lebih kuat daripada godaan untuk terus-menerus scrolling.

Kesimpulan: Menjadi Pelajar Merdeka di Era Digital

Menjadi “Pelajar Merdeka” di era digital menurut Ki Hajar Dewantara berarti kamu adalah pengguna media sosial yang:

  1. Berkarakter: Menjadi teladan (Ing Ngarsa Sung Tuladha).
  2. Kolaboratif: Membangun semangat bersama (Ing Madya Mangun Karsa).
  3. Suportif: Memberi dorongan positif (Tut Wuri Handayani).
  4. Bijaksana: Selalu menyeimbangkan pikiran, perasaan, dan tindakan (Cipta, Rasa, Karsa).

Media sosial adalah alat. Tanganmu yang memegang kendali. Gunakan alat ini untuk belajar, berkarya, dan menyebarkan kebaikan, sehingga kamu bisa tumbuh menjadi pribadi yang selamat dan bahagia, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.


Tugas Diskusi Kelompok:

  1. Carilah satu contoh kasus (berita viral) penyalahgunaan media sosial (misalnya: cyberbullying atau penyebaran hoax).
  2. Analisislah kasus tersebut menggunakan tiga semboyan Ki Hajar Dewantara. Apa yang seharusnya dilakukan oleh para pengguna media sosial dalam kasus tersebut jika mereka menerapkan Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani?
  3. Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas.

13 thoughts on “Cerdas dan Berbudaya di Media Sosial dengan Semangat Ki Hajar Dewantara”
  1. Informatika membantu media sosial berkembang pesat dalam menyebarkan informasi. Tapi, ada tantangan seperti hoaks dan privasi data, jadi pengguna harus bijak dan punya literasi digital yang baik.

  2. Menjadi “Pelajar Merdeka” di era digital sangat penting,sehingga kita menjadi pengguna media sosial yang:

    Berkarakter: Menjadi teladan (Ing Ngarsa Sung Tuladha).
    Kolaboratif: Membangun semangat bersama (Ing Madya Mangun Karsa).
    Suportif: Memberi dorongan positif (Tut Wuri Handayani).
    Bijaksana: Selalu menyeimbangkan pikiran, perasaan, dan tindakan (Cipta, Rasa, Karsa).

      1. Medsos menurut saya sgt bermanfaat jika kita menggunakan utk yg bermanfaat
        Jgn pernah menyalahgunakan medsos utk sesuatu yg tdk bermanfaat. Bermedsos lah dgn kata2 yg baik, dgn postingan2 yg bermanfaat

  3. makasii pa udahh mengajarkan tentang materi informatika, nformatika sangat penting bagi saya untuk mengetahui perkembangan media sosial

  4. Materi informatika yang membahas tentang media sosial sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari kita sebagai pelajar. Media sosial bukan hanya tempat hiburan, tetapi juga bisa menjadi sarana belajar, berbagi informasi, dan membangun jaringan positif. Namun, penting juga dipahami bagaimana menggunakan media sosial dengan bijak, menjaga privasi, serta memahami etika digital. Dengan belajar materi ini, saya jadi lebih sadar tentang dampak positif dan negatif media sosial, serta bagaimana menjadi pengguna yang cerdas dan bertanggung jawab.

  5. media sosial bukan hanya tentang berbagi momen, tapi juga tentang memahami algoritma, keamanan data, dan dampaknya pada masyarakat. Informatika membantu kita memahami seluk-beluk di balik layar.

  6. terimakasih pak karna bapa telah memberikan ilmu pengetahuan tentang teknik informatika jadi saya bisa tau apa saja yang sebelumnya saya tidak tau

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *